Tentang Indonesiaku, Indonesiamu, dan Indonesia kita. Negara yang
terdiri atas sembilan huruf ini katanya adalah Negara kaya. Kaya hasil
bumi. Di daratan maupun lautan. Bahkan kekayaan itu tersimpan sampai ke
dalam perutnya. Dan juga sampai pada muntahan gunung yang berapi pun
mengandung sesuatu yang bisa dimanfaatkan.
Kayanya alam Indonesia ternyata tak berjalan seiring dengan kekayaan
para penghuninya. Para manusia di Indonesia bukan orang-orang yang hidup
dengan harta melimpah. Ada sebagian, tapi hanya sedikit. Sisanya adalah
orang-orang yang hidup biasa-biasa saja. Dan yang lebih banyak lagi
adalah orang yang hidup luar biasa, hidup dalam kekurangan, baik pakan
maupun pangan. Hingga untuk pendidikan, bagi sebagian mereka adalah
sesuatu yang mahal.
Sudah menjadi rahasia umum. Kekayaan Indonesia hanya dinikmati oleh
sebagian orang saja. Hasil bumi Indonesia hanya dikuasai oleh para
penguasa. Oleh pemimpin yang jago dan ahli dalam berpolitik.Jadi, dengan adanya kesadaran kita bahwa kita hidup atas keputusan
politik, maka kita harus
peduli dengan politik. Meskipun kita melarat karena kebijakan politik,
tapi itu tak harus membuat kita membencinya. Karena jika kita
membenci politik itu dan mencoba untuk tidak peduli, maka kita sebagai
orang-orang yang tidak mengerti politik akan lebih melarat lagi karena
akan selalu menjadi korban orang-orang yang mengerti dan memainkan
politik.
Jadi agar kita tidak bisa dibodoh-bodohi orang orang yang ahli politik,
maka mulai sekarang kita harus belajar tentang politik. Meski kita bukan
seseorang yang sekolah atau orang yang menuntut ilmu di bidang politik,
setidaknya dengan melihat media umum seperti koran dan televisi bisa
membuat kita tahu apa yang sedang terjadi di dunia perpolitikan di
Indonesia. Dan jika kita telah banyak tahu, maka kita pun bisa
menganalisis, siapa yang politiknya kotor dan siapa yang politiknya
bersih.
Di kala Indonesia sedang mempersiapkan calon presiden yang akan
memimpin selama lima tahun mendatang, ini bisa menjadi kesempatan yang
tidak boleh dilewatkan untuk menilai manusia yang politiknya bersih.
Memang tidak bisa pula dikatakan bersih, tapi paling tidak kita bisa
menilai yang terbaik di antara keduanya. Dengan demikian, jika nanti
kita memilih pemimpin negeri ini, kita telah mempercayakan nasib kita
kepadanya. Karena, setiap keputusannya nanti akan berdampak bagi
kehidupan kita yang mendatang.
Oleh karena itu, saya menghimbau untuk masyarakat bahwa menjadi kaum
Golput dalam pemilu adalah sikap para pecundang yang tidak mau berusaha
mengubah nasibnya ke arah yang lebih baik. Setidaknya, dengan kita
bersama-sama memilih pemimpin yang baik, maka nanti kita akan hidup
lebih baik karena keputusan-keputusan baik yang diambil oleh pemimpin
yang kita pilih.
Oleh karena itu, jika saat ini kita masih tidak peduli dengan politik
Indonesia, marilah kita ubah sikap kita untuk mengubah nasib kita. Mari
sama-sama kita mengamati perpolitikan Indonesia sehingga kita bisa tahu
kepada siapa kita bisa menyerahkan nasib kita ke depannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar